Sifat-Sifat
Sabun
1. Viskositas
Setelah
minyak atau lemak disaponifikasikan dengan alkali, maka akan dihasilkan sabun
yang memiliki viskositas yang lebih besar daripada minyak atau alkali . Pada
suhu di atas 750C viskositas sabun tidak dapat mengikat secara
signifikan, tapi di bawah suhu 750C viskositasnya dapat meningkatkan
secara cepat. Viskositas sabun tergantung pada temperatur sabun ddan komposisi
minyak atau lemak dicampurkan
2. Sabun
bersifat basa , sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh aor. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat
basa
CH3 (CH2)16COONa
+ H2O→CH3(CH2)16COOH
+ NaOH
3. Sabun
menghasilkan buih atau busa . Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan
menghasilkan buih , peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal
ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap
CH3(CH2)16COONa +
CaSO4 →Na2SO4 +
Ca(CH3(CH2)16COO)2
4. Sabun
mempunyai sifat membersihkan . Sifat ini disebabkan proses kimia koloid , sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat
plar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar.
Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang
bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut
dalam zat organik sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat
hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Proses
Penghilangan Kotoran
1) Sabun
di dalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan tegangan permukaan sehingga
kain menjadi bersih , meresap lebih cepat ke permukaan kain.
2) Molekul
sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikat molekul kotoran.
Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran dan molekul sabun
membentuk emulsi.
3) Sedangkan
bagian kepala molekul sabun di dalam air pada saat pembilasan menarik molekul
kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.
2.2
Saponifikasi
Saponifikasi
adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam lemak yang akan
dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebgai sabun. Asam lemak yang
digunakan yaiut asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit satu
ikatan ganda antara atom-atom carbon penyusunnya dan bersifat kurang stabil
sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain. Basa alkali yang digunaka yaitu
basa-basa yang menghasilka garam basa lemah seprti NaOH, KOH, NH4OH,
K2CO3 dan lainnya.
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
No comments:
Post a Comment