Tipe Sistem
Koloid
Dalam
campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom ataupun ion
disebabkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid
dapat dihamburkan atau disebarkan dalam suatu media sinambung, sehingga
dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau sistem koloid. Selai, mayones,
tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh yang dikenal. Dalam sistem-sistem
semacam ini, partikel koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebarkan) dan
materi kontinu dalam mana partikel ini tersebar disebut zat pendispersi atau.
(Keenan, 1984)
Tabel
klasifikasi sistem koloid
Jenis sistem
|
Fase Terdispersi (berukuran koloid)
|
Fase Pendispersi
|
Contoh
|
Busa
Busa padat
Aerosol
cair
Emulsi
Emulsi
padat
Aerosol
padat
Sol
Sol padat
|
Gas
Gas
Cairan
Cairan
Cairan
Padat
Padat
Padat
|
Cairan
Padat
Gas
Cairan
Padat
Gas
Cairan
Padat
|
Busa sabun
Polistirena,
foam spons
Spray
serangga
Susu,
kecap
Margarin
Debu, asap
Pasta
gigi, suspensi tanah liat
Gelas
bewarna
|
(Tony Bird,
1987)
Penggolongan
Koloid
Koloid dapat
digolongkan berdasarkan bentuk partikelnya, cara pembentukannya, interaksi
antara kedua fasa dan perubahannya menjadi bukan koloid.
a. Bentuk partikel
Dari segi
bentuk partikel koloid dapat berupa:
-
Lembaran
(laminar)
-
Serat
(fibrilar)
-
Butiran
(korpuskular)
b. Cara pembentukannya
Berdasarkan
cara pembentukannya koloid dibedakan menjadi koloid dispersi, koloid asosiasi
dan koloid makromolekul.
1. Koloid dispersi, yaitu koloid yang
terbentuk dari penyebaran (dispersi) partikel-partikel kecil yang tidak larut
dalam medium (fase pendispersi) dengan membentuk agregat-agregat molekul atau
atom yang sangat banyak. Contohnya: dispersi koloid emas (Au) dan belerang (S).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang
terbentuk dari gabungan (asosiasi) molekul-molekul kecil, atom atau ion yang
larut dalam medium sehingga membentuk agregat-agregat molekul yang disebut
misel. Contoh: larutan sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul, yaitu koloid
yang terbentuk dari molekul tunggal yang sangat besar (makromolekul). Contoh:
protein dan polimer tinggi seperti karet dan plastik.
c. Interaksi dengan medium
1. Koloid Irofil, yaitu koloid yang
mempunyai daya tarik kuat dengan medium pendispersinya, sehingga sulit
dipisahkan (stabil).
2. Koloid Irofob, yaitu koloid yang
daya tariknya kecil terhadap medium pendispersinya, sehingga cenderung memisah
(tak stabil).
d. Perubahan bentuk
1. Koloid reversibel, yaitu koloid yang
dapat berubah menjadi bukan koloid demikian pula sebaliknya. Contoh: susu bubuk
dan plasma darah kering.
2. Koloid irreversibel, yaitu koloid
yang setelah berubah menjadi bukan koloid tidak dapat menjadi koloid kembali.
Contoh: sel belerang dan sel emas. (Estien Yazid, 2005)
Sifat-sifat
Koloid
Koloid
mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus koloid
timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar daripada larutan. Sifat-sifat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sifat Fisika
Sifat-sifat
fisika koloid berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada koloid hidrofob
sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan viskositas hampir sama dengan
medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi.
Sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih
besar dan tegangan mukanya lebih kecil.
2. Sifat Koligatif
Suatu koloid
dalam medium cair juga mempunyai sifat koligatif. Sifat ini hanya bergantung
pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid
umumnya lebih rendah daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang sama.
Sifat koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel
koloid. Kecuali pengukuran tekanan osmosa, dipakai untuk menetapkan berat
molekul rata-rata koloid makromolekul.
3. Sifat Optis
Pada tahun
1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilalukan pada
larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas
cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak
kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall.
4. Sifat Kinetik
Selain
menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop
ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak
dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium
pendispersi ini disebut gerakan Brown.
Partikel zat
terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerakan Brown,
sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi
karena gerakan Brown.
Partikel-partikel
koloid mempunyai kecenderungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi bumi.
Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika
rapat massa partikel lebih besar dari medium suspensinya, maka partikel
tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan
mengapung.
5. Sifat Listrik
Permukaan
partikel koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya ionisasi atau
penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak
dalam medan listrik. Bergeraknya partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan
listrik ini disebut elektroforesis.
6. Koagulasi
Suatu koloid
bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan tergantung oleh gaya gravitasi bumi,
sehingga antara partikel dapat saling bergabung membentuk gumpalan yang akan
mengendap didasar wadah. Peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel
koloid ini disebut koagulasi.
7. Adsorpsi
Partikel
koloid mempunyai permukaan luas, sehingga mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang melekat
pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut
absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan oleh suatu benda baik berupa
padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian benda itu. (Yazid, 2005)
Beberapa
Macam Koloid
1. Sol
Sol adalah
dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam cairan. Sol dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Sol liofil
Pada sel
liofil partikel-partikel padat akan menyerap molekul cairan (suka pelarut).
Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil.
b. Sol liofob
Pada sel
liofob partikel-partikel padat tidak menyerap molekul cairan (tidak suka
pelarut). Jika pelarutnya air disebut hidrofob.
Pembuatan
sol
-
Cara
dispersi
Dilakukan
dengan memecah atau menghaluskan butir-butir yang lebih besar (suspensi)
menjadi butir-butir yang lebih kecil sesuai ukuran koloid.
-
Cara
kondensasi
Pembuatan
koloid dengan mengubah partikel-partikel kecil (larutan) menjadi partikel besar
berukuran koloid.
-
Pertukaran
pelarut
Suatu koloid
dibuat dengan menukar atau menambahkan pelarut lain ke dalam larutan. Agar
terbentuk koloid zat terlarut harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan
dan kedua pelarut harus bercampur sempurna.
-
Pendinginan
berlebih
Suatu
campuran yang terdiri dari pelarut air dan organik didinginkan, sehingga salah
satu komponennya dapat membeku membentuk koloid.
2. Emulsi
Emulsi
adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi dan medium pendispersi merupakan
cairan yang tidak saling bercampur. Agar terjadi suatu campuran koloid, maka
harus ditambahkan suatu bahan yang disebut zat pengemulsi atau emulgator.
Pembuatan
emulsi
Cara
sederhana untuk membuat emulsi adalah mencampurkan kedua zat cairan dengan
emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya
secara bergantian (selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers
dengan emulgator dan mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan
dispers medium lainnya kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah
sedikit demi sedikit sambil mengaduknya.
3. Gel
Gel adalah
sol liofil berbentuk setengah padat. gel ini dibagi dua yaitu gek elastis dan
non elastis.
-
Gel elastis
(kenyal)
Gel ini
setelah dihilangkan airnya (didehidrasi) dapat dibentuk kembali menjadi gel
dengan penambahan air. Gel kenyal dibuat dengan melarutkan sel liofil dalam aor
panas. Setelah dingin akan terbentuk gel kenyal.
-
Gel non
elastis (tak kenyal)
Setelah
didehidrasi gel ini tidak dapat diubah menjadi gel kembali dengan penambahan
air. Dehidrasi sel ini membentuk bubuk. Gel tak kenyal dapat diperoleh dengan
mencampurkan larutan garam silikat dengan HCl.
Pemurnian
Koloid
1. Dialisis
Dialisis
adalah proses pemurnian atau penyaringan koloid dari ion-ion penggangu dengan
menggunakan membran yang bersifat selektif.
2. Elektrodialisis
Elektrolisis
adalah proses pemurnian koloid dengan memaksa ion-ion pengganggu melewati
pori-pori semipermeabel dengan bantuan medan listrik.
3. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi
adalah pemurnian koloid dengan menyaring koloid menggunakan penyaring khusus
dari membran. Untuk mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan tekanan
(pompa vakum). Pompa vakum digunakan untuk mempercepat suatu proses penyaringan
koloid yang susah disaring dengan penyaring biasa atau memerlukan waktu yang
lama jika dengan menggunakan penyaring biasa, misalnya suatu koloid berbentuk
gel. (Yazid, 2005)
5.1 Kesimpulan
-
Koloid
mempunyai beberapa sifat berbeda dengan larutan dikarenakan ukuran pertikelnya
yang lebih besar dari larutan. Sifat-sifat tersebut antara lain sifat
koligatif, listrik, adsorpsi, koagulasi, sifat kinetik, sifat optis, dan sifat
fisika (rapatan, tegangan muka, viskositas).
-
Koloid dapat
dibuat dengan beberapa cara yaitu pembuatan sol, emulsi dan gel.
-
Koloid
terdiri dari beberapa macam yaitu sol, emulsi, dan gel.
-
Pada
percobaan koloid pelindung ditambahkan gelatin yang dapat mencegah pengedapan
dari kedua zat yang direaksikan, sehingga koloid dapat terbentuk.
Bird, Tony.
1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Keenan,dkk.
1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Yazid,
Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja
No comments:
Post a Comment