BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah
lingkungan hidup, bukan masalah yang baru, tetapi sudah ada sejak manusia hidup
di muka bumi. Keberadaan manusia di bumi
merupakan faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup.Pertumbuhan
penduduk yang besar mengakibatkan meningkatnya masalah terhadap lingkungan
hidup. Diusulkan, salah satu upaya untuk mengatasi masalah terhadap lingkungan
hidup adalah dengan cara memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup kepada
siswa sejak pendidikan dasar.Pertumbuhan populasi manusia yang cepat,
menyebabkan kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman, dan lain
kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan
populasi manusia telah mengakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan
hidup.
Permasalahan lingkungan hidup menjadi besar karena kemajuan teknologi. Akan
tetapi yang harus diingat bahwa teknologi bukan saja dapat merusak lingkungan,
melainkan diperlukan juga untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Contoh:
Mesin mobil yang tidak menggunakan bahan bakar fosil (bensin), tetapi
menggunakan gas – Ingat: Langit Biru.Pertumbuhan populasi manusia menyebabkan
timbulnya permasalahan lingkungan, seperti: kerusakan hutan, pencemaran, erosi,
dan lain-lain; karena manusia selalu berinteraksi (inter-related) dengan
makhluk hidup lainnya dan benda mati dalam lingkungan. Ini dilakukan manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam upaya mempertahankan jenis dan
keturunannya.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat
tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi
di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan
di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang
ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu
komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti
geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi
mahkluk hidup.
Hal ini juga
bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.Dalam khazanah ilmu
pengetahuan, pengertian tentang lingkungan hidup disebut dengan ekologi yang
berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan. Tulisan di bawah ini akan membahas tentang ekologi agar dapat dipahami oleh para pembaca.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka kami
dapat merumuskan permsalahan yakni:
a.
Apa
pengertian dari ekologi?
b. Apa saja
faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem?
c.
Jelaskan
pengertian populasi, komunitas, eksosistem dan biosfer secara luas?
d. Sebutkan
jenis-jenis ekosistem di alam?
e.
Jelaskan
pola interaksi ekosistem?
f.
Sebutkan
azas dalam pengelolaan lingkungan hidup?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.
Sebagai
mediator dalam pembahasan dari Ekologi dan Peri Kehidupan Alam.
b.
Sebagai
bacaan yang dapat memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pembaca.
c.
Sebagai alat
pelatihan yang dapat menjadikan mahasiswa/i lebih mandiri.
d.
Sebagai
bentuk aplikasi dalam sistem pembelajaran “Student-centre”.
1.4
Sistematika Penulisan
Bab
I berisi latar belakang makalah,rumusan masalah, tujuan,dan sistematika
penulisan.Bab II berisi tentan faktor
abiotik dan biotik ekosistem,pengertian populasi,komunitas,ekosistem dan
biosfer,jenis-jenis ekosistem di alam,pola interaksi ekosistem,dan azas dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Bab III berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Ekologi
Ekologi
merupakan kelembapan, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan
Ekologi dapat dibagi menjadi
autekologi dan sinekologi:
ü Autekologi
membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-individu organisme terhadap
lingkungan
ü . Sinekologi
membahas golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu
kesatuan.
Bila
studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya,
kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui
karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat
sinekologi.
2.2
Faktor-Faktor Abiotik dan Biotik
1.
Faktor
Abiotik
Abiotik adalah istilah yang biasanya
digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen
abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara
terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme
tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi, dan iklim.
Komponen
abiotik adalah komponen yang tidak hidup dalam ekosistem. Komponen abiotik
dalam ekosistem mencakup faktor-faktor fisik, suhu, cahaya matahari atau
intensitas cahaya, air, tanah, ketinggian, angin, garis lintang, kelembaban,
topografi dan iklim mikro dan dan faktor edafik yang merujuk kepada komposisi
fisika atau kimia dari tanah. Semua faktor-faktor lingkungan ini dalam suatu
ekosistem mempengaruhi kehidupan dan sebaran dari makhluk-makhluk hidup. Nilai
dari pH air dan tanah misalnya misalnya mempengaruhi sebaran dari
organisma-organisma. Dalam hal ini sebahagian bessr organisma hidup pada pH
netral ataupun hampir netral ( pH 6,0-7,5 ). Beberapa tanaman tumbuh baik pada
kondisi yang asam maupun yang basa.
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
a. Air
Hampir semua makhluk hidup
membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian
besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup
yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian, kebutuhan organisme akan air
tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan
air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya.
Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di
daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan
air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya
yang miskin air. Berbagai jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan
keadaan tersebut, salah satunya dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga
mengurangi penguapan, contohnya
adalah tumbuhan kaktus.
b. Kelembaban
Udara
Kelembaban udara mempengaruhi
laju penguapan atau transpirasi tumbuhan dan laju transportasi air dari
hewan-hewan. Organisme yang dapat mengendalikan laju kehilangan air memiliki
sebaran yang lebih meluas. Organisme seperti katak, bekicot ataupun siput,
cacing tanah dan lumut yang tak dapat mengendalikan kehilangan air adalah lebih
sesuai hidup pad tempat yang lembab.
c. Cahaya
Matahari
Kelembaban udara mempengaruhi laju penguapan atau transpirasi tumbuhan dan
laju transportasi air dari hewan-hewan. Organisme yang dapat mengendalikan laju
kehilangan air memiliki sebaran yang lebih meluas. Organisme seperti katak,
bekicot ataupun siput, cacing tanah dan lumut yang tak dapat mengendalikan
kehilangan air adalah lebih sesuai hidup pad tempat yang lembab.
Selain
perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat
perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi
tersebut. Contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin
yang kencang, daerah pantai misalnya, membentuk sistem perakaran yang kuat dan batang yang elastis supaya tidak mudah patah ketika
diterpa angin. Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalah cemara udang.
d. Tanah
Keberadaan suatu ekosistem juga
dipengaruhi oleh kondisi tanah. Bila bumi hanya berisi batu dan logam, tanpa ada tanah maka tidak akan
ada berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya. Tanah merupakan tempat hidup
bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan
menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan
organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Sebagai perbandingan
adalah tanah yang subur dengan tanah yang tandus. Kualitas tanah bisa dilihat dari
derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah), dan
kandungan garam mineral
e. Topografi
Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas
permukaan air laut atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang. Topografi
yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya, kelembaban,
tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat menggambarkan distribusi makhluk
hidup.Sedangkan iklim merupakan
keadaan cuaca rata-rata
di suatu tempat yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun), terbentuk oleh interaksi berbagai
komponen abiotik seperti kelembaban udara,suhu, curah hujan, cahaya
matahari, dan lain sebagainya.Iklim mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas tumbuhan
dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia, memiliki hutan
yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati yang disebut hutan hujan tropis
sedang kan di daerah subtropis hutan
seperti itu tidak dijumpai.
f. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda.
g. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaranbijitumbuhantertentu.
h. Garis
Lintang
Garis lintang yang berbeda
menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak
langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
i.
Iklim Micro
Iklim mikro merujuk kepada iklim
di suatu habitat kecil,misalnya iklim dalam tanah, iklim di bawah sebuah pohon
besar atau pada sebuah batu besar. Suhu, kelembaban dan dan intensitas cahaya
pada habitat kecil tadi berbeda dengan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya
yang ada di sekitarnya. Setiap jenis makhluk hidup mencari habitat yang
mempunyai iklim mikro yang sesuai baginya.
2.
Faktor
Biotik
Komponen
biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada
pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu,
misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan
ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia
merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam
pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan
tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
- Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat
anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof).
Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan
cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.
- Konsumer adalah organisme heterotrof yang
tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme
lain, baik yang bersifat heterotrof maupun
yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang
memakan tumbuhan secara langsung (herbivora)
dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer
dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan.
Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak
adalah manusia.
- Dekomposer adalah organisme yang menguraikan
bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen.
Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau
pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri
pembusuk dan jamur.
Setiap makhluk hidup hanya dapat
hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang cocok,yang disebut
habitat.Didalam ekosistem,setiap organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu
.Hal ini dikenal dengan nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat
dikelompokkan berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi
individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut.
A.Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri
terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah
tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap,
kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur
dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:
adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi
morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan
hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
a. Gigi-gigi khusus
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi
taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan
ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika
Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain
yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak
bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari
sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah
panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perhatikan
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar,
memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga
dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki
tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini
memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang
terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk
bernapas.
2. Adaptasi
fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat
mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak
dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada
kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan
warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa
suhu serta keadaan sekitarnya.
3. Adaptasi
tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku.
Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan
ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor
anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat
yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem
dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang
Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem
jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan
dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air
tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya
ke laut.
2.3
Pengertian Populasi, Komunitas, Eksosistem dan Biosfer Secara Luas
1. Populai
populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di
antara sesamanya.[1][2] Konsep populasi banyak dipakai
dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi
sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian
dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga
bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi
sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel
yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam
suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi.orkt
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan populasi:
a. Kelahiraatau
natalitas,kepadatan populai akan bertambah,angka kelahiran diperoleh menghitung
jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun.
b. Kematian
atau mortalitas,kepadatan populasi akan berkurang,angka kematian diperoleh
menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
c. Imigrasi,adanya
penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
d. Emigrasi,adanya
peenduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi populasi.
Faktor-faktor yang merubah populasi:
Tingkat populasi dari spesies
bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan
beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu
spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil
menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan
awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima
hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
2. Komunitas
Komunitas adalah
sebuah kelompok sosial dari
beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitasyang
berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang
berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
3. Ekosistem
a. Pengertian
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu proses yang
terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga
komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua
komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan
dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu
kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya
masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan
dari ekosistem ini akan terus terjaga.
b. Komponen
dalam Ekosistem
Berdasarkan fungsi dan aspek
penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai
berikut:
i.
Komponen
Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati),
yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara,
dan energi.
ii.
Komponen
Biotik
Ada 2
pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu Organisme Autotrof dan
Organisme Heterotrof, nah tentu saja sahabat sudah sering mendengar kedua kata
ini, silahkan saja disimak lagi lanjutannya ya :
Organisme
Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya
sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi
matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil
terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas
Organisme autotrof ini yaitu :
1.Fotoautotrof
yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik
menjadi bahan organik.
2.Kemoautotrof
yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan
makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam
menjalankan proses ini mereka membutuhkan oksigen.
Organisme Heterotrof adalah semua
organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat
kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya.
Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
- Konsumen
yang secara langsung memakan organisme lain
- Pengurai
yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
- Detritivor
yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk,
contoh nya adalah lintah dan cacing
- Individu
merupakan satu makhluk hidup, contohnya seekor burung.
- Populasi
merupakan sekumpulan makhluk hidup yang menetap disuatu tempat dalam
jangka waktu tertentu dan mampu berkembangbiak, contohnya sekumpulan
semut.
- Komunitas
merupakan kumpulan dari populasi yang menempati daerah yang sama dalam
waktu jangka waktu yang panjang.
- Ekosistem
merupakan kumpulan dari komunitas tadi yang melibatkan interaksi yang
muantap antara makhluk hidup.
4. Biosfer
Biosfer
adalah bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan dan air yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
2.4
Jenis-Jenis Ekosistem di Alam
Ekosistem alami, adalah jenis
ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh dari
ekosistem alami antara lain ekosistem sungai, danau, laut, gurun, padang
lumut, padang rumput, dan lain-lain.
Secara garis besar ekosistem alami
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
A. Ekosistem Darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Gurun
dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia
dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25
cm/tahun
2.
Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3.
Kelembaban
udara sangat rendah
4. Perbedaan
suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
5.
Tanah sangat
tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
-
Flora:
tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
-
Fauna: hewan
besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan
kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropik (sepanjang
garis khatulistiwa) yang berbatasan dengan padang rumput. Di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma Padang Rumput
Padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
Ciri-ciri:
·
Curah hujan
antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat
mencapai 100 cm/tahun.
· Curah hujan
yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
· Turunnya
hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
-
Flora:
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase
kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain
rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut
padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia
Selatan, puzta di Hongaria, prairi di
Amerika Utara dan pampa di Argentina.
-
Fauna: bison
dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan
tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi.
Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar
daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
· Curah
hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
· Matahari
bersinar sepanjang tahun.
· Dari bulan
satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
· Di bawah
kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan
suhu antara siang dan malam hari.
Lingkungan biotik
-
Flora: pada
bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m,
dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau
kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
-
Fauna: di
daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang
aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan
yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung
hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
4. Bioma Hutan Gugur
Ciri
khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun - daunnya
meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur
dan Chili.
Ciri-ciri:
· Curah hujan
merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
· Mempunyai 4
musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
musim semi.
· Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
tropis.
Musim
panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi
ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat
menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang
ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan
sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin,
radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga
musim itu disebut musim gugur.Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak
melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
(tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
5. Bioma Taiga
Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,
dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.
6. Bioma Tundra
Tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tumbuhan di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan
yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas,
semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang
tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama
nyamuk dan lalat hitam.
B. Ekosistem Laut
1. Ekosistem Lamun (Seaagrass ecosystem)
Lamun adalah satu-satunya kelompok
tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Padang lamun berlaku sebagai
daerah asuhan,pelindung dan tempat makan ikan, avertebrata, dugong, dan
sebangsanya.
2. Ekosistem Air tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi. Tumbuhan bersel satu yang hidup di air tawar mempunyai
dinding sel kuat misalnya beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat
tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar.
Hewan
dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, mengatasi perbedaan tekanan osmosis dengan
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, clan pencernaan.Ekosistem air tawar dapat
dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Yang termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, sedangkan yang termasuk ekosistem air mengalir
adalah sungai.
a.
Danau
Danau
merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang
tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga
terdapat daerah perubahan suhu yang drastis, disebut termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a.
Daerah
litoral
Daerah
ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi danau. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia
air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia yang
sering mencari makan di danau.
b.
Daerah
limnetik
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan
kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa
fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa
oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kurakura, dan
burung pemakan ikan.
c.
Daerah
profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d.
Daerah
bentik
Daerah
ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
b.
Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan
danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya
terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.Organisme sungai
dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.
Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
Ekosistem
sungai banyak mengalami ganguan karena pembangunan waduk atau bendungan. Waduk
dapat memutus jalan bagi sejumlah ikan yang biasa bergerak dari hilir ke hulu
untuk bertelur. Akibatnya, sejumlah spesies ikan hilang dari aliran sungai
tersebut. Contoh, didaerah tropis seperti Indonesia adalah ikan dan ikan sidat.
Ikan pelus hidup di dekat hulu sungai, tetapi bertelur di laut. Karena jalannya
terputus, maka aktivitas perkembang biakannya terganggu. Di daerah subtropis,
terdapat ikan salmon yang hidup di laut. Pada saat musim bertelur, ikan-ikan
tersebut bergerak ke hulu untuk bertelur di sana. Setelah telur menetas, ikan
salmon yang masih kecil hidup di sungai dan pada saat sudah besar kembali ke
laut.
3. Ekosistem Laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Ekosistem
Laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
1.
Menurut
kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Wilayah
pasang (Litoral)
Wilayah
pasang merupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut.
Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat
dijumpai pada wilayah ini.
b)
Wilayah laut
dangkal (Neritik)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini
relatif dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke
dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti
landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka)
dan landas kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya
menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah :
·
Paling dalam mencapai 150 meter.
·
Sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut.
· Paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut.
c)
Wilayah lautan dalam (Batial)
Wilayah ini berada pada kedalaman
antara 150-800 meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut
dangkal. Dengan demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini
lebih sedikit dibanding wilayah laut dangkal.
d) Wilayah
lautan sangat dalam (Abisal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di
atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan
karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun
terbatas, kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut,
laut dibedakan sebagai berikut.
a)
Epipelagik merupakan
daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b)
Meso pelagik merupakan
daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan
hiu.
c)
Batio pelagik merupakan
daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah
ini misalnya gurita.
d)
Abisal pelagik merupakan
daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e)
Hadal pelagik merupakan
bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini
biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
b. Ekosistem
Pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme
dominan yang hidup di pantai berbeda bila dilihat dari lokasinya. Ganggang,
moluska, dan remis banyak dijumpai di bagian paling atas pantai yang hanya
terendam saat pasang naik tinggi. Organisme
tersebut menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai. Bagian tengah pantai
banyak dijumpai ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut dan ikan-ikan
kecil. Daerah tersebut terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Sementara
itu, beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut banyak ditemui di daerah
pantai terdalam yang terendam saat air pasang maupun surut.
c. Ekosistem
Eastuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien
dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara
lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat
ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di
antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Selain menjadi habitat bagi banyak organisme,
terumbu karang memiliki banyak fungsi lainnya. Kekuatan ombak menjadi berkurang
dengan adanya terumbu karang, sehingga pantai relatif aman dari kerusakan.Saat
ini kerusakan terumbu karang terus terjadi, baik sebagai bahan bangunan maupun
sebagai barang-barang hiasan. Pengambilan ikan hias juga cenderung berlebihan (overfishing) dan menggunakan bahan
peledak, sehingga menghancurkan terumbu karang secara keseluruhan.
2.5
Pola Interaksi Ekosistem
Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan
populasinya, tentu dengan cara mencari makanan dan terus berkembang biak,
seperti yang kita ketahui ada makhluk hidup karnivora dan herbivora hal ini
akan menimbulkan hubungan erat yang biasa dinamakan rantai makanan dan jaring
jaring makanan
Ekosistem dapat terjadi karena
adanya aksi interaksi. Di dalam interaksi terjadi aliran energi dan daur
materi. Pada interaksi ini terdapat rantai makanan yakni perpindahan energi
makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang
makan (tumbuhan-herbivora-karnivora).
Ada 2 tipe
rantai makanan yakni :
1. Rantai
makanan rerumputan
Misalnya
: tumbuhan-herbivora-karnivora
2. Rantai
makanan sisa
Misalnya
: bahan mati mikroorganisme.
Gambar1. Rantai makanan Gambar
2. Jaring-Jaring Makanan
2.6
Azas dalam Pengelolaan lingkungan
Azas
yang masih mentah dan masih merupakan dugaan ilmiah oleh peneliti yang biasa
disebut hipotesis.
Azas 1 : Semua energi yang memasuki
sebuah organisme hidup,populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi
yang tersimpan atau terlepaskan (Hukum Termodinamika pertama).
Azas 2 : Tidak ada sistem
pengubahan energi yang betul-betul efisien.
Azas 3: Materi, energi, ruang, waktu
dan keanekaragaman semuanya termasuk kategori sumber daya alam.
Azas 4 : Individu dan species yang
mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil
mengalahkan saingannya itu.
Azas 5 : Sebuah habitat dapat jenuh
atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana “niche”
dalam lingkungan itu dapat memisakan takson tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi adalah faktor
dari abiotik maupun faktor biotik. Faktor abiotik adalah komponen yang tidak
hidup dalam ekosistem. Komponen abiotik dalam ekosistem mencakup faktor-faktor
fisik, seperti suhu, cahaya matahari atau intensitas cahaya, air, tanah,
ketinggian, angin, garis lintang, kelembaban, topografi dan iklim mikro.
Faktor biotik adalah semua makhluk hidup yang terdapat pada suatu
lingkungan ataupun ekosistem. Komponen biotik ini digolongkan kedalam tiga
kelompok yakni : produsen, konsumen, dan pengurai ( dekomposer ).Populasi
adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu
wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.Komunitas ialah kumpulan
dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini
menciptakan kesatuan ekologi, yang disebut dengan ekosistem. Ekosistem terbentuk
dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air,
udara, nutrien dan energi. Jadi, ekosistem adalah satu unit sistem alam yang
dibentuk oleh interaksi daripada tumbuhan dan hewan antara satu sama lainnya
dan juga dengan lingkungannya.
Ekosistem juga memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan hidup. Apabila
lingkungan hidup tidak seimbang tentu saja ekosistem akan terganggu
kelestariannya. Oleh sebab itu dengan diadakannya hari lingkungan hidup
sedunia, masyarakat akan semakin paham lingkungan hidup ini bagi kta dan juga
keberlangsungannya ekosistem di muka bumi ini.
3.2 Saran
Ekosistem sangat berhubungan erat
dengan kehidupan makhluk hidup yang lainnya,oleh karena itu kita sebagai
makhluk hidup harus menjaga ekosistem yang ada disekitar kita,sebab jika kita
merusak ekosistem yang ada di bumi ini maka akan berdampak buruk bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya.
No comments:
Post a Comment