BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia
merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah
makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai
dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang
dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat,
kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah,
kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus
berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat
manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros,
konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Kerusakan
lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran.
Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas
dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia
adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan
tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan
gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera
nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi
manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan.
Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
- Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari
lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
- Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga
yang dapat mencemari lingkungan.
- Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami
(insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran
lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah
terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta
solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?dan bahan-bahan
apa sajakah yang terdapat dalam pencemaran udara?
2.
Bagaimanakah cara mengatasi pencemaran udara?
3.
Apa yang dimaksud dengan pencemaran air?
4.
Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah?
5.
Apa yang dimaksud dengan pestisida? Dan bagaimana cara
pengendalian hama?
6.
Bahan-bahan apa sajakah yang berbahaya dan beracun?
7.
Apa dampak dari pemanasan global?
8.
Bagaimanakah dampak hujan asam dalam kehidupan ?
9.
Apa yang menyebabkan lapisan ozon menjadi menipis?
1.3 Tujuan
1.
Memahami pencemaran udara dan bahan-bahan yang
terdapat di dalam pencemaran udara
2.
Memahami cara mengatasi pencemaran udara
3.
Memahami pengertian pencemaran air
4.
Memahami pengertian pencemaran tanah
5.
Memahami pengertian pestisida dan cara pengendalian
hama
6.
Memahami bahan-bahan yang berbahaya dan beracun
7.
Memahami dampak dari pemanasan global dan hujan asam
8.
Memahami penyebab lapisan ozon menjadi menipis
1.4 Sistematika Penulisan
Bab I berisi latar
belakang makalah, tujuan, sistematika penulisan dan rumusan masalah.Bab II berisi tentang pencemaran
udara,bahan-bahan yang terdapat di dalam pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran
tanah, pestisida dan cara pengendalian hama, bahan-bahan yang berbahaya dan
beracun, dampak dari pemanasan global dan hujan asam,dan penyebab lapisan ozon
menjadi menipis.Bab III berisi kesimpulan dan saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara
Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus
sekaligus yaitu: pengeluaran/penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2
dan pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus
menerus selama manusia hidup. Dialam bebas, diketahui penghasil O2
adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.Udara yang bersih bermanfaat
untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara
sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama
kehidupan manusia.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu
atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek
negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas
alam dan sebagainya.Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat luas.
Berikut
beberapa partikel ataupun senyawa yang terkandung dalam pencemaran udara yaitu
sebagai berikut:
A. Karbon Monoksida (CO)
Karbon
monoksida dibuat manusia karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam
kendaraan. Pembakaran di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas
rumah.pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna atau
berbau, tetapi amat berbahaya. Kadar 10 bpj CO dalam udara dapat menyebabkan
manusia sakit, pengaruh CO serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen.Hemoglobin
yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih tertarik kepada CO. Akan
terbentuklah senyawa CO dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat
dari ikatan dengan oksigen. Molekul karboksihemoglobin ini sangat berbahaya dan
untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Menghisap gas CO yang keluar dari knalpot
mobil di ruang garasi tertutup telah banyak menyebabkan kematian. Di udara,
karbonmonoksida CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1
ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi ga
s CO berkisar antara 10-15 ppm. Karbon monoksida (CO)
apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi
karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah
(hemoglobin) :
Hemoglobin + CO
———> COHb (Karboksihemoglobin)
Ikatan karbon monoksida dengan darah
(karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah
(oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap
gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen
terganggu.Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2%
sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah
dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan
pernafasan tetap konstan.Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari
keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan
mual.Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa
tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem
kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
Tabel:
Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak
terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO di udara (ppm)
|
Konsentrasi COHb dalam darah (%)
|
Gangguan pada tubuh
|
3
|
0,98
|
Tidak ada
|
5
|
1,30
|
Belum
begitu terasa
|
10
|
2,10
|
Gangguan
sistem saraf sentral
|
20
|
3,70
|
Gangguan
panca indera
|
40
|
6,90
|
Gangguan
fungsi jantung
|
60
|
10,10
|
Sakit
kepala
|
80
|
13,30
|
Sulit
bernafas
|
100
|
16,50
|
Pingsan
hingga kematian
|
B. Sulfur Dioksida
(SO2)
Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur
dioksida(SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya
disebut Sulfur Oksida (SOx)
Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah
berasal dari pembakaran arang,minyak bakar gas,kayu dan sebagainya. Sumber yang
lainnya adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri
asam sulfat, industri peleburan baja,dsb.Pengaruh utama polutan Sox terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan terutama pada tenggorokan yang terjadi
pada beberapa individu yang sensitif iritasi.SO2 dianggap pencemar
yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
C. Senyawa-Senyawa Oksida
Nitrogen
Peran Nitrogen amat
penting dalam siklus unsur untuk keseimbangan alam. Sekitar 78% udara terdiri
dari nitrogen dan 20% volume adalah oksigen.Nitrogen oksida merupakan
pencemar.Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah nitrogen oksida. Ada delapan
kemungkinan hasil reaksi apabila nitrogen bereaksi dengan oksigen, yang
jumlahnya cukup banyak ialah NO,N20,dan NO2.Yang
menyebabkan pencemaran udara hanyalah NO dan NO2.
N2O jumlahnya paling banyak di antara
ketiga oksida tersebut.Gas ini tidak berwarna, tidak bereaksi dengan ozon,
oksigen, dan hidrokarbon yang ada di udara.Konsentrasi N2O berasal dari sumber
alam. NO yang ada dalam udara belum lama diketahui. NO banyak terbentuk dari
pembakaran dalam mesin. Zat ini kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut oleh
oksigen atau ozon, lambat atau cepat, akan menghasilkan NO2.NO2
merupakan gas beracun, berwarna coklat-merah, berbau seperti asam
nitrat.Pembentukan nitrogen oksida terjadi pada pembakaran batubara, minyak
bumi, gas alam, dan industri kimia seperti pabrik asam nitrat, asam sulfat, dan
sebagainya. NO dan NO2 dapat merusak bagi manusia dan lingkungannya.
NO mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam darah, seperti halnya
dengan CO. Jika NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh
manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh, karena
itulah NO2 akan terasa pedih jika mengenai mata, hidung, saluran
nafas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.
Dampak
negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a. Iritasi mata
b.
Radang saluran pernafasan
c. Gangguan
pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d.
Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
D. Hidro Karbon
Senyawa
ini hanya mengandung unsur hidrogen dan karbon. Pencemar udara berupa hidrokarbon
dihasilkan proses di perindustrian penguapan pelarut organik, dan pembakaran
sampah. Hidrokarbon berperan dalam asap kabut (asbut) foto kimia dan penyebab
kanker. Senyawa benzopirena adalah senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam
tembakau.Asap rokok mengandung benzopirena yang menyebabkan kanker jantung.
Penduduk kota menghisap benzopirena setiap hari sekitar yang terkandung dalam 7
batang rokok. Benzopirena yang terdapat di udara kebanyakan disebabkan pembakaran batubara. Sekitar 10% keluar dari
knalpot kenderaan, sedikit dari ter atau aspal jalan.Dalam udara terdapat
sedikitnya lima, senyawa hidrokarbon lain yang dapat menyebabkan kanker
jantung.
E. Ozon dan Senyawa Peroksida
Ozon adalah gas berwarna
biru bening, berbau tajam dan terdapat di udara lapisan atas. Pada ketinggian
25 km di atas bumi mencapai maksimum.Ozon diperoleh karena loncatan listrik di
udara.Sebagian besar ozon dibentuk di udara pada ketinggian jauh dari bumi
karena aksi sinar ultraviolet kepada oksigen.Daerah atmosfer ini disebut
lapisan ozon yang merupakan pelindung makhluk hidup di muka bumi.Lapisan ini
mengabsorpsi hampir semua sinar ultraviolet dari matahari.Jika sedikit energi
ultraviolet ini sampai ke bumi dan mengenai kulit kita, maka kita akanterasa
terbakar dan dapat menjadi kanker kulit. Kalau kita langsung melihat matahari
maka mata kita kan buta.Karena terhalang lapisan ozon inilah maka makhluk hidup
di muka bumi ini aman.
Jika kita mengemisikan
nitrogen oksida (NO dan NO2) ke udara, maka produksi ozon ikan banyak
terjadi dilapisan bawah dari udara.Ozon sebagai pengoksid yang kuat bereaksi
dengan berbagai zat dan beracun bagi makhluk hidup. Jika konsentrasinya kecil
akan menyebabkan sakit pada dada, batuk, dan radang pada mata.
Cara Mengatasi Pencemaran Udara
ü Mengurangi pemakaian
bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan
lingkungan.
ü Melakukan
penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan
penyerap polutan atau saringan
ü Mengalirkan
gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke
air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas
ü Membangun
cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi
thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman
ü Memperbanyak
tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu
dan bahan partikel lain
2.2 Pencemaran Air
Kita hidup
dizaman serba canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan tetapi, dampak
negative yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi yang mana merupakan
peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lain yang merugikan lingkungan
dari akibat aktivitas manusia atau prose alami. Serta menyebabkan polusi yang
disebut polutan. Suatu hal dikatakan polutan apa bila kadar melebihi/kurang
dari batas normal. Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.Polutan
sendiri dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup,
dan sebagainya. Dan bila polutan berlebihan, ekosistem tidak dapat seimbang dan
tidak dapat melakukan regenerasi (pembersihan sendiri).
Polusi air
merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen lainnya di dalam air
sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai dengan adanya
perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi.
Dikutip
dalam Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998,
yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.Itulah kenapa air sebagai sumber utama bagi manusia serta
makhluk hidup lainnya dimuka bumi ini karena merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan.Akan tetapi, fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi,
tsunami, dll dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran air.Kenapa? Karena polusi adalah sebagian
dari akibat aktivitas makhluk hidup yang mana dapat merubah kualitas terhadap
air di muka bumi.
Ciri-ciri
air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung dengan
jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Namun cirri yang paling mudah
diketahui adalah:
ü Berbau
ü Berwarna
ü Beracun
ü Berasa
Untuk mengetahui terpolusinya air dapat diamati dengan terjadinya
perubahan-perubahan antara lain :
1.
Nilai pH
Keasaman dan alkalinitas pH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah,
maka dapat menyebabkan korosif.
2.
Suhu
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin
hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu
memiliki suhu pas di ukuran 00 celcius.
3.
Warna, bau dan rasa
1)
Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan
bening).
2)
Bau
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia,
tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan
busuk).
3)
Rasa
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut. Jumlah
kandungan oksigen dalam air. Pencemaran mikroorganisme patogen Kandungan minyak
Kandungan logam berat Kandungan bahan radio aktif.
2.3 Pencemaran Tanah
Tanah
merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup
dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi
sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu,
sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat
mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya
pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah
dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Tanah
Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah
Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing
untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia
tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini
menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi.
Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah
begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah
tercemar adalah :
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Tanah tidak
tercemar. Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung
zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak
berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak
mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat
kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan
keuntungan berlipat ganda.
Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa
dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air,
maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan
sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam
air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan
tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam
berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa
pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber
pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah
sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah
industri, dan limbah pertanian.
2.4 Pestisida dan Pengendalian Hama
Pestisida
adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang
mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk
kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk :
- Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit
yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
- Memberantas rerumputan atau tanaman
pengganggu/gulma.
- Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang
tidak diinginkan.
- Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau
bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
- Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada
hewan-hewan peliharaan dan ternak.
- Memberantas atau mencegah hama-hama air.
- Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan
jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
- Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,
yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan
lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan
perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat untuk
keberlangsungan dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat diminimalisir dengan
pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak terlalu besar. Selain bidang
pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat untuk membantu masalah yang
timbul akibat adanya organisme pengganggu di tingkat rumah tangga. Seperti
pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya pestisida maka proses pembasmian
nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan
pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.
Menurut Painter yang dimaksud dengan
tanaman tahan hama adalah tanaman yang mempunyai turunan yang kualtas
atau sifatnya menyebabkan tanaman mampu menyembuhkan diri terhadap kerusakan
yang diakibatkan oleh serangan hama.
Keuntungan
penggunaan varitas /tanaman tahan antara lain :
- Sangat mudah dilakukan dengan biaya yang minimal
- Tekniknya sederhana sehingga mudah dilakukan oleh
petani
- Persisten (sifat pengendaliannya tetap dalam
jangka waktu yang lama)
- Sifatnya spesifik (mengarah pada satu macam hama)
- Komulatif, yaitu pengaruh sekarang dan berikutnya
akan menurunkan populasi hama
- Serasi terhadap lingkngan, artinya tidak
menghasilkan residu terhadap lingkungan.
- Compatibel dengan cara pengendalian lainnya
Kelemahannya
:
- Memerlukan tenaga dan waktu yang banyak untuk
pengembangannya
- Timbulnya biotipe yaitu strain baru yang biasa
menyesuaikan diri pada tanaman yang tadinya tidak disukai.
- Keterbatasan dari sumber genetiknya
- Sifat-sifat ketahanannya yang bertentangan,
artinya tanaman unggul terhadap hama tertentu tetapi peka terhadap hama
lainnya.
Sifat-sifat ketahanan datangnya dari sifat
morfologi, biokmia, biofisik atau perilau dari hama. Untuk memperoleh tanaman
tahan hama bukan merupakan suatu hal yang mudah dan cepat, dibutuhkan
pengetahuan yang luas mengenai morfologi, fisiologi, genetika tanaman, perilaku
serangga dan pengetahuan lainnya. Oleh karena banyak faktor probabiltas yang
berpengaruh terhadap program pemuliaan, maka untuk mendapatkan varitas baru
yang dijamin kelanggengan sifatnya, diperlukan waktu yang cukup lama 6-10
tahun.
Beberapa bentuk
pengendalian hama tanaman yaitu :
1. Pengendalian secara Bercocok Tanam
2. Pengendalian dengan Varietas Tahan
3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
4. Pengendalian secara Biologi (Hayati)
5. Pengendalian secara Kimiawi
2.5 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Menurut PP No. 18 tahun1999, yang
dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup
lain.
Intinya
adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya
mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun
jenis sisa bahannya.Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap
bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity,
dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan
kesehatan manusia.
Pengidentifikasian limbah B3
digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
- Berdasarkan
sumber
- Berdasarkan
karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi
menjadi:
·
Limbah B3
dari sumber spesifik;
·
Limbah B3
dari sumber tidak spesifik;
Limbah
B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi.
Karakteristik
limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang
hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:
Ø mudah
meledak
Ø mudah
terbakar
Ø bersifat
reaktif
Ø beracun
Ø beracun
Ø menyebabkan
infeksi
Ø bersifat
korosif.
2.6 Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global
warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa
ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu
disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa
mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun
walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil. Ini mencerminkanbesarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa
hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau
untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
2.7 Hujan Asam
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2)
di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur)
yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara
yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi
dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang
gencar dilaksanakan.
Secara alami
hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh
proses ini dapat terbawa angin hingga
ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke
tanah.Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan
anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian
Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit
tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Secara sederhana, reaksi pembentukan
hujan asam sebagai berikut:
Bukti
terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6
menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal
sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun,
organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di
dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga
jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH
secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak
dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida
ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil,
terutama batu bara, merupakan
sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri
kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh
transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah
hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan
industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam
penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke
sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali,
hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak
karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat
hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5
tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan
membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk
keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium
akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas.
Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan
juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman
dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang
sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan
akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral
penting menjadi hilang.Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi
ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah
diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
2.8 Menipisnya Lapisan Ozon
Lapisan Ozon adalah lapisan di atmosfer pada
ketinggian 19 – 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung
molekul-molekul ozon.
Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh
sinar ultraviolet Matahari terhadap
molekul-molekul oksigen. Peristiwa
ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran
molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon
relatif stabil.
Ozon
adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya
bila terhisap dan dapat merusak paru-paru.
Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia
melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan
sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia kloro fluoro karbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai
media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan
ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh
sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan
molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga
100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di
Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia
lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk,
juga dapat menyerang lapisan ozon.
Menipisnya
lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab
meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada
manusia, merusak tanaman pangan tertentu, memengaruhi plankton yang akan
berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat
berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian
bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan
iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang
menderita masalah kardiopulmoner.
Pemicu – pemicu kerusakan pada lapisan ozon diantara
lain adalah :
1. Emisi gas CO2 dari asap
pabrik
Pada
pipa-pipa keluaran gas CO2 yang di hasilkan oleh pabrik merupakan
pembakaran dalam skala besar, oleh kerena itu jumlah molekul yang dihasilkan
juga banyak sehingga berpotensi kuat untuk merusak dan membunuh molekul ozon
yang ada di atmosfer bumi kita dan membuat lapisan ozon menipis bahkan
berlubang. CO2 bersifat menyerap energi panas dari radiasi infra
merah yang dihasilkan oleh matahari sehingga energi panas tersebut terkumpul
dimuka bumi. Apabila bumi semakin terbuka terhadap pancaran sinar ultraviolet
dari matahari yang mematikan, dan pepohonan semakin jarang maka gas CO2
dalam skala besar tersebut tidak dapat di proses menjadi O2 oleh
tumbuhan yang semakin jarang / hutan gundul. Hal ini dapat meningkatkan kadar
CO2 di bumi sehingga pantulan energi matahari yang diterima oleh bumi
tidak lagi di pantulkan ke luar bumi melainkan teertahan dibumi karena kadar CO2
yang besar.
2. Asap kendaraan
Sama
halnya dengan gas CO2 dalam skala besar, gas CO dalam skala besarpun dapat
merusak lapisan ozon. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangat
berakibat negatif pada lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh
kendaraan dapat merusak lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin
banyak, semakin banyak pula gas karbon monokida yang di keluarkan, bisa
dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila volume kendaraan
semakin hari semakin bertambah.
ü Bahan-bahan pemicu CFC (klorofloro
karbon)
CFC
pada rengharum ruangan, pendingin pada ac kulkas dll Ancaman yang diketahui
terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan
menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang
tidak terkira banyaknya, misalnya dengan : AC, Kulkas, bahan dorong dalam
penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot
rambut atau parfum pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang.
Masuknya CFC ke atmosfir menimbulkan proses reduksi-oksidasi (redoks) antara
ozon dengan unsur-unsur halogen dari senyawa CFC dan yang sejenisnya. Setiap
molekul CFC mampu merusak 100 ribu molekul ozon. Sedangkan senyawa halon
(berasal dari unsur halogen) mampu merusak 10 kali lebih efektif dibandingkan
dengan CFC. Dan CFC mengurai ozon menjadi oksigen dan sebuah oksigen bebas
radikal. Menimbulkan suatu lapisan oksigen sehingga lapisan ozon menjadi
semakin tipis yang mudah tertembus sinar ultraviolet dari matahari. Semakin
menipisnya lapisan ozon di atmosfir, apa lagi sampai berlubang, dapat
menimbulkan bencana. Karena manusia akan bermandikan sinar ultraviolet dengan intensitas
tinggi yang dapat mengundang penyakit kanker kulit, katarak, serta penurunan
sistem kekebalan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran
di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut
berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk dapat mengendalikan
pencemaran tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknis yaitu dengan
mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah
mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi,
administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan perawatan dan
cara pengemudia yang baik dan benar dapat dilakukan melalui pendekatan
edukatif.
Sumber
polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan rumah tangga. Polusi air
juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan atau logam berbahaya
seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia
dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang
adalah kanker dan kelahiran bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian.
Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.
Pencemaran
tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan
bermula dari tumbuhan. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat
kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada
beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan
remediasi dan bioremidiasi.
3.2 Saran
Sekiranya
pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan
manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam,
maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari
lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang
sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfian, 2001. Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan
Manusia.Jakarta:Erlangga
Amsyah, Zulkifli 2005.Manajemen Kesehatan Manusia.Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan.Malang:CV. Aksara
Herlian,2002. Pengembangan Kesehatan manusia.Jakarta: . Pustaka Umum
Mahyuzir, D.Tavrir, 1989,
Polusi Udara, Jakarta.
Sedarmayanti, 2003. Dampak
Polusi Sekretaris, Mandar Maju
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian
Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Bhatara Karya Aksara
No comments:
Post a Comment