BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah
satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel
penelitian. Dalam makalah ini akan membahas mengenai populasi. Sedikit
pengertian dari populasi yaitu dalam Kamus Bahasa Indonesia populasi dapat
berarti sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan
sampel; sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti.
Sehingga populasi dalam statistika
tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang
menjadi perhatian kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman,
rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.Indonesia
merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari
hasil sensus penduduk yang semmakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan
tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang
berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi
penduduk.
Dibandingkan dengan negara-negara
yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah
penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang
membangun dengan disertai masalah kependudukan yang sangat serius, yaitu jumlah
penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi
dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya
merupakan modal, tetapi juga merupakan beban dalam pembangunan.Pertumbuhan
penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti
fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan dan
aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan
perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan
dan peningkatan kesejahteraan yang tepat pada sasaran.
Masalah utama yang dihadapi di
bidang kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk
dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Progran
kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan
kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha
perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai
keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan
perkembangan produksi dan jasa.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian kependudukn?
b.
Apa saja macam-macam populasi dan kependudukn?
c.
Bagaimana cara
pengambilan populasi?
d.
Bagaimana cara menghitung populasi?
1.3 Tujuan
a. Memahami
Konsep Kependudukan
b. Memahami
Dinamika Kependudukan
c. Memahami
Piramida Penduduk
d. Meamahami
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kependudukan
e. Memahami
Masalah Kependudukan
f. Memahami
Dampak Permasalahan Kependudukan
g. Mengetahui
Cara Pengendalian Ledakan Kependudukan
h. Mengetahui
Laju Pertumbuhan Penduduk
i.
Mengetahu Sex Ratio Penduduk di Suatu Negara
1.4 Sitematika Penulisan
Bab
I berisi latar belakang makalah, tujuan, sistematika penulisan dan rumusan masalah.Bab II berisi tentang konsep
kependudukan,dinamika kependudukan,piramida penduduk,faktor-faktor yang
mempengaruhi kependudukan,masalah kependudukan,dampak permasalahan
kependudukan,cara pengendalian ledakan kependudukan,laju pertumbuhan
penduduk,sex ratio penduduk di suatu negara.Bab III berisi kesimpulan dan saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Kependudukan
Penduduk
menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam matranya sebagai pribadi,
anggota keluarga,anggota masyarakat, warganegara dan himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu
tertentu.
Penduduk
adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu / jangka waktu
tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian demografi
adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung.
Sering pula
demografi didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari suatu proses
demografi yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas
sosial. Kelima proses ini terjadi secara terus menerus dan menentukan besar,
komposisi dan distribusi penduduk yang bersangkutan. Perubahan-perubahan
kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dipelajari dalam dinamika
kependudukan (population dunamics). Studi ini mempelajari sejarah penduduk,
teori-teori mengenai penduduk dan kebijaksanaan penduduk.
2.2 Dinamika
Kependudukan
1.
Pengertian
Dinamika Kependudukan
Dinamika
kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan
dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan kependudukan.
Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi maupun
karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan
alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait
dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau perpindahan tempat
tinggal.
Yang
diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
1.
Indikator
Indikator
diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepa berbagai keadaan atau
perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi
tersiri dari beberapa hal, yaitu :
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku,
bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain-lain.
2.
Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian
kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu angka absolut dan angka relatif.
Dinamika kependudukan menjelaskan
bahwa disamping jumlah absolutnya yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di
indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang darru sudut
sumber daya manusia secara keseluruhan.
Manfaat dari memahami dinamika
penduduk adalah :
1.
Mengetahui jumlah
penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu
2.
Memahami
perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.
3.
Mempelajari
hubungan sebab akibat keadan penduduk dengan aspek kehidupan lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial,
kesehatan dan lain-lain.
4.
Merancanng
antisipasi mengahadapi perkembangan kependudukan yang erjadi baik hal yang
menguntungkan maupun merugikan.
2.
Unsur-Unsur
Kependudukan
Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang disebut piramida
penduduk.
a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
|
Bentuk
piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
|
Ciri-ciri
struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
|
3.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
·
Nilai pertumbuhan penduduk
Dalam
demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP)
adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah
populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu
unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah
individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam
rumus:
Cara yang paling umum untuk
menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan
populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika
dimulainya periode. Yang merupakan:
4.
Jenis Pertumbuhan Penduduk
1. Pertumbuhan
Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk alami merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih
antara kelahiran dan kematian. Untuk dapat mengitung pertumbuhan penduduk alami
dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
P = L - M
Keterangan:
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
Kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya angka kelahiran
dan kematian adalah sebagai berikut :
a. Penggolongan
angka kelahiran:
Ø
angka kelahiran rendah, jika angka kelahiran kurang dari 30;
Ø angka kelahiran sedang, jika
angka kelahiran antara 30-40;
Ø angka kelahiran tinggi, jika
angka kelahiran lebih dari 40.
b. Penggolongan angka
kematian:
Ø
angka kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10;
Ø angka kematian sedang, jika
angka kematian antara 10-20;
Ø angka kematian tinggi, jika
angka kematian lebih xdari 20.
2. Pertumbuhan
Pendududuk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang
disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan
migrasi keluar (emigrasi). Jumlah imigrasi
yang melebihi jumlah emigrasi akan menambah jumlah penduduk di negara yang bersangkutan. Sebaliknya, jika emigrasi lebih besar dari
imigrasi, jumlah penduduknya akan
mengalami penurunan. Adapun rumus pertumbuhan penduduk migrasi adalah:
PM= I - E
Keterangan:
PM = total penduduk migrasi
I = Jumlah Imigrasi
E = Jumlah Emigrasi
Setelah diketahui pertumbuhan secara alami dan pertumbuhan
penduduk migrasi maka selanjutnya akan diketahui pertumbuhan penduduk total.
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung secara
keseluruhan. Rumus pertumbuhan penduduk total adalah :
Pt = (L-M) + (I-E)
Keterangan :
P = Pertumbuhan penduduk
total
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah Kematian
I = Jumlah Imigrasi
E = jumlah Emigrasi
Klasifikasi
pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah:
a. Pertumbuhan
penduduk rendah, jika berada pada kisaran 0 –1 %
b. Pertumbuhan
penduduk sedang, jika berada pada kisaran 1– 2 %
c. Pertumbuhan
penduduk tinggi, jika di atas 2 %
2.3 Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah grafik mendatar
yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang
menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari
garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur.
Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa
dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis
kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah
kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam
jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.Bentuk piramida penduduk
berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda,
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk
mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu
sebagai berikut.
- Piramida Penduduk
Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif
antara lain sebagai berikut.
o Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun)
sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
- Angka
kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
- Pertumbuhan
penduduk relatif tinggi.
- Sebagian
besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia,
Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
- Piramida Penduduk
Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau
bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini
menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk
piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong
maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner
antara lain sebagai berikut.
- Perbandingan
jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
- Tingkat
kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka
kematian relatif lebih rendah.
- Pertumbuhan
penduduk kecil.
- Terdapat
di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan
Inggris.
- Piramida Penduduk
Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau
bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan
pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur
median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman,
Belgia, dan Swiss
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif
antara lain sebagai berikut.
- Jumlah
penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun)
sangat kecil.
- Jumlah
penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
- Angka
kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
- Pertumbuhan
penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk
sebagian mencapai tingkat negatif.
- Jumlah
penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
- Negara
yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Dengan
melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu
bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu negara disebut berpenduduk tua apabila
sebagian besar penduduk di negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara
disebut berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur
muda.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kependudukan
1. ANGKA
KELAHIRAN ( FERTILITAS )
Fertilitas dalam pengertian
demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang
diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya
kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya
kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah:
1.
Angka
kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka
yang mrnunjukkan jumlah kelahiran pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus
berikut ini.
CBR = L /P x 1.000
Keterangan:
CBR = Crude
birth Rate ( angka kelahiran kasar )
L
= jumlah kelahiran selama 1 tahun
P =
jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 =
konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi
tiga macam.
ü Cbr <20,
termasuk kriteria rendah
ü Cbr antara
20-30, termasuk kriteria sedang
ü Cbr >30,
termasuk kriteria tinggi
2.
Angka
kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate / ASBR)
Angka kelahiran khusus yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada
kelompok umur tertentu. Asbr dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
ASBR = Li / Pi x
1.000
Keterangan :
ASBR = angka
kelahiran khusus
Li = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok
umur tertentu
Pi
= jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 =
konstanta
3.
Angka
kelahiran umum (General fertility Rate /
GFR)
Angka kalahiran umum yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kelahiran setian 1.000wanita yang berusia 15-49
tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini.
GFR = L / W(15-49) x 1.000
Keterangan :
GFR = angka
kelahiran umum
L = jumlah
kelahiran selama satu tahun
W(15-49) =
jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
1.000 =
konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa
faktor
Berikut
ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
a.
Faktor
pendorong kelahiran (pronatalitas)
1. Anggapan bahwa
banyak anak banyak rezeki
2. Sifat alami
manusia yang ingin malanjutkan keturunan
3. Pernikahan
usia dini(usia muda)
4. Adanya
anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan
anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan
berusaha untuk mempunyai anak laki-laki
5. Adanya
penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak akan berupaya bagaimana supaya mamiliki anak
b.
Faktor
penghambat kelahiran (antinatalitas)
1. Adanya
program keluarga berencana (KB)
2. Kemajuan di
bidang iptek dan obat-obatan
3. Adanya
peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjangan anak bagi PNS
4. Adanya UU
perkawinan yang membatasi usia pernikahan
5. Penundaan
usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karier
6. Adanya
perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )
Angka kematian dibedakan menjadi
tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka
kematian bayi.
1.
Angka
kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
Angka kematian kasar yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu
tahun. CBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
CDR = M /P x 1.000
Keterangan :
CDR = angka
kematian kasar
M = jumlah
kematian selama satu tahun
P = jumlah
penduduk pertengahan tahun
1.000 =
konstanta
Kriteria
angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam:
CDR <10,
termasuk kriteria rendah
CDR antara
10-20, termasuk kriteria sedang
CDR >20,
termasuk kriteria tinggi
2.
Angka
kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )
Angka kematian khusus yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur
tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini.
ASDR = Mi / Pi x
1.000
Keterangan :
ASDR = angka
kematian khusus
Mi = jumlah
kematian pada kelompok umur tertentu
Pi
= jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.000 =
konstanta
3.
Angka
kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )
Angka kematian bayi yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun )
setiap 1.000 kelahiranbayi hidup dalam satu tahun. IMR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
IMR = (Db / Pb ) x 1000
Keterangan :
IMR = angka
kematian bayi
Db = jumlah
kematian bayi sebelum umur satu tahun
Pb = jumlah
kelahiran hidup dalam waktu yang sama
1.000 =
konstanta
Kriteria
angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini:
Ø IMR <35,
termasuk kriteria rendah
Ø IMR antara
35-75, termasuk kriteria sedang
Ø IMS antara
75-125, termasuk kriteria tinggi
Ø IMR >125,
termasuk kriteria sangat tinggi
Tinggi rendahnya angka kematian
penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendukung dan faktor
penghambat
a.
Faktor
pendorong kematian ( promortalitas )
1. Adanya wabah
penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya
2. Adanya
bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan sebagainya
3. Kesehatan
serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah
4. Adanya
peperangan , kecelakaan, dan sebagainya
5. Tingkat pencermaran
yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat
b. Faktor
penghambat kematian ( antimortalitas )
o
Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang
sudah baik
o
Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan
o
Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga
berbagai mecam penyakit dapat
diobati
o
Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat
sehingga tidak melakukantindakan bunuh diri
atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan
penduduk. Orang dikatakan teleh melakukan migrasi apabila orang tersebut telah
melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi:
a. Transmigrasi
(perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam
wilayah Republik Indonesia)
b. Urbanisasi
(perpindahan penduduk dari desa ke kota besar )
c. Emigrasi
yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri
d. Imigrasi yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri
kemudian menetap di dalam negeri
e. Re-emigrasi
( kembali ke tempat asal )
v Migrasi
keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang di datangi
v Migrasi
masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan
menetap di wilayah tujuan.
Migrasi
keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya ,
sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari
daerah tujuannya.
Migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran
diantaranya:
a.
Migran
seumur hidup ( life time migrant )
b.
Migrant
risen (recent migrant )
c.
Migran total
(total migrant )
2.5 Masalah
Kependudukan
Negara Indonesia yang memiliki semua
sumber daya alam maupun sumber daya manusia sepertinya belum muncul permukaan 100%,
masih banyak yang belum tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat
dalam proses pembangunannya. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap
tahunnya, Negara Indonesia belum mampu menyejahterakan semua penduduknya.
Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan
berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalah-masalah
kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain :
1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di
Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas
penduduk sebagai berikut :
a.
Jumlah Penduduk Indonesia
Besarnya
sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat.
b.
Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan
penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia
Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c.
Kepadatan penduduk Indonesia
Kepadatan
penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang
dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2
atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh
dsb.
d.
Susunan penduduk Indonesia
Sejak
sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif.
Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi
terhadap hal-hal berikut :
Ø Penyediaan
fasilitas kesehatan.
Ø Penyediaan
fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
Ø Penyediaan
lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
Ø Penyediaan
fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
Upaya-upaya
Pemecahan Permasalahan :
1) Pengendalian jumlah dan
pertumbuhan penduduk,
Dilakukan
dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda
usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2) Pemerataan Persebaran
Penduduk
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan
industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk
dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan
hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan
ekonomi di pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di
Indonesia
Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut :
a.
Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Indonesia disebabkan oleh:
- Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah
rendah.
- Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang
dengan penyediaan sarana pendidikan.
- Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
b.
Masalah Kesehatan
Tingkat
kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan
yang rendah umumnya disebabkan:
- Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
- Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
- Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
- Gizi yang rendah.
- Penyakit menular.
- Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
c.
Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan
Tingkat
penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,
yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara
berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan
oleh:
- Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga
ahli, dan lain-lain.
- Jumlah penduduk banyak.
- Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara
digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$
1.000.
- Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300
– 1.00.
- Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$
300.
2.6 Dampak
Permasalahan Kependudukan
Ada beberapa
dampak kependudukan,yaitu sebagai berikut:
A.
Masalah Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam
menghadapi perkembangan zaman. Karena pendidikan yang rendah sulit untuk
menerima perubahan zaman.Usaha untuk menanggulangi permasalahan tersebut
meningkatkan wajib belajar 9 tahun, memberi beasiswa untuk siswa yang
berprestasi, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, menambah pengajar yang baik
dan berkualitas.
B.
Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan yang rendah dapat berdampak rendahnya kualitas sumber
daya manusia. Keadaan ini dapat berpengaruh pada pola pikir, kreativitas serta
tingkat lama dalam belajar.Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan
melaksanakan program kesehatan misalnya Posyandu, melaksanakan program
peningkatan kualitas lingkungan, mendistribusikan obat-obatan hingga ke
pelosok, mengirim tenaga medis hingga ke pelosok, meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
C.
Masalah Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita yang rendah akan berdampak pada sulitnya penerapan
pembangunan yang akan dilakukan hingga ke pelosok daerah. Sehingga negara tidak
berkembang karena tidak melaksanakan pembangunan dengan baik.
2.7 Cara
Pengendalian Ledakan Kependudukan
1. Penambahan
dan Penciptaan Lapangan Kerja
Dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan
banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan
tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2.
Meningkatkan Kesadaran dan Kependidikan
Dengan semakin sadar akan dampak dan
efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat
umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Meningkatkan
Produksi dan Pencarian Sumber Makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
4. Adanya Program
Keluarga Berencana (KB)
5. Persebaran
dan Kepadatan Penduduk diatasi dengan:
o Program
Transmigrasi
o Pembangunan
Lebih Intrnsif di Kawasan Indonesia Timur
6.
Tingkat Kesehatan yang rendah diatasi dengan:
Ø Pembangunan
fasilitas kesehatan
Ø Pelayanan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin
2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah
perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya.
Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan
datang.Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa
pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat
adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.
Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah
sebagai berikut.
atau
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya
2,718281828
Jika
nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau
terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0,
artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk
dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan
jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu negara
misalnya Indonesia, atau penduduk di suatu wilayah selalu mengalami perubahan
dari waktu ke waktu karena pertumbuhan penduduk pada wilayah tersebut. Sebagai
contoh, hasil sensus penduduk yang pertama k
ali diadakan di Indonesia pada tahun 1930, ketika kita masih berada di
bawah penjajahan Belanda, penduduk nusantara hanya berjumlah 60,7 juta
jiwa.
Hasil sensus sangat berguna untuk memperlihatkan pertumbuhan penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu. Menyadari hal itu, setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia, juga mengadakan sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1961. Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai sensus penduduk pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Sensus penduduk yang ke dua diadakan oleh pemerintah pada tahun 1971. Hasil sensus penduduk tahun 1971 menunjukkan penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa. Pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga pada tahun 1980 , hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat yang dilaksanakan pada tahun 1990 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia saat itu sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk ke lima diadakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000, data sensus saat itu menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus penduduk ke enam yang diadakan pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.
Hasil sensus sangat berguna untuk memperlihatkan pertumbuhan penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu. Menyadari hal itu, setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia, juga mengadakan sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1961. Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai sensus penduduk pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Sensus penduduk yang ke dua diadakan oleh pemerintah pada tahun 1971. Hasil sensus penduduk tahun 1971 menunjukkan penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa. Pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga pada tahun 1980 , hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat yang dilaksanakan pada tahun 1990 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia saat itu sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk ke lima diadakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000, data sensus saat itu menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus penduduk ke enam yang diadakan pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang besar dan berpenduduk banyak. Indonesia juga terdiri atas ribuan pulau, beragam budaya, ratusan suku, dan ratusan bahasa daerah. Hal ini pula yang menjadi keunggulan Indonesia dilihat dari segi kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemutakhiran data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah/negara atau lembaga terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, agar jumlah penduduk yang besar ini dapat berperan sebagai sumber daya pembangunan di tanah air. Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda, demikian juga dengan angka pertumbuhan yang berbeda pula.
Pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1980 sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun hampir mencapai 20%. Perlu diketahui bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran.
Jumlah penduduk yang begitu besar di
Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Karena
semakin besar jumlah dan pertumbuhan penduduk, semakin banyak pula permasalahan
yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh dengan pertambahan jumlah
penduduk tentu harus dibarengi dengan penambahan berbagai sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan oleh
pemerintah, supaya negara dapat membuat perencanaan pembangunan yang baik.
Salah satu tahapan dalam pengendalian jumlah penduduk adalah harus diawali
dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk suatu negara
dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk yang biasanya diadakan setiap 10
tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah kegiatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penyebarluasan data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut, diperoleh data
jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, atau dari dasawarsa (10 tahun)
ke dasawarsa berikutnya.
Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tentu sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada menjadi semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas pembangunan nasional.Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan akibat jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan kerja yang luas.
Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tentu sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada menjadi semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas pembangunan nasional.Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan akibat jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan kerja yang luas.
b. Pertumbuhan Penduduk
1.
Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian
dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan
dalam perseribu.
Kejadian paling sederhana dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa terjadi kelahiran, dan berapa terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20. Maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.
Adapun perhitungannya dapat
digunakan rumus:
P=L–M
P=L–M
P =
Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
L = Lahir
M = Mati
2.
Pertumbuhan
Penduduk Non Alami
Pertumbuhan
penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi
(migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non
alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan
penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P=I–E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
3. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan
total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran
dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan
penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M )
+ (I – E)
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Laju pertumbuhan penduduk total di
Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami,
karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak
sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk
biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk
jangka waktu satu per setiap tahun. Istilah lain yang sering disamakan dengan
pertumbuhan penduduk yaitu pertambahan penduduk. Perbedaannya adalah untuk
pertambahan penduduk besarannya dinyatakan dengan angka tertentu sedangkan
pertumbuhan penduduk dinyatakan dalam persen (%).
Kelahiran dan kematian adalah faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, permukiman yang kumuh, selokan yang tidak terawat dan sebagainya merupakan penyebab datangnya berbagai penyakit. Hal tersebut dapat berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk negatif.
Kelahiran dan kematian adalah faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, permukiman yang kumuh, selokan yang tidak terawat dan sebagainya merupakan penyebab datangnya berbagai penyakit. Hal tersebut dapat berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk negatif.
Negara
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar karena jumlah penduduk Indonesia
setiap tahun bertambah. Hal tersebut mendorong agar negara Indonesia terus giat
meningkatkan kualitas penduduk. Pendidikan merupakan cara yang cocok dan paling
strategis untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 %. Jika laju pertumbuhan penduduk tetap pada angka 1,49 %, maka pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada tahun tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ideal untuk Indonesia yakni sebesar 0,5%.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 %. Jika laju pertumbuhan penduduk tetap pada angka 1,49 %, maka pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada tahun tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ideal untuk Indonesia yakni sebesar 0,5%.
2.9 Sex
Ratio Penduduk di Suatu Negara
ü Definisi
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan.
ü Kegunaan
Data mengenai rasio jenis kelamin
berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih
mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan
pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan
mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama.
Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para
politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam
parlemen.
ü Cara
Menghitung
RJK diperoleh dengan membagi jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan dan hasilnya dikalikan dengan 100.
Keterangan:
RJK diperoleh dengan membagi jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan dan hasilnya dikalikan dengan 100.
Keterangan:
RJK adalah
rasio jenis kelamin
∑ L adalah
jumlah penduduk laki-laki di suatu daerah pada suatu waktu
∑ P adalah
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada suatu waktu
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiono, 1999). Menurut Sujana, populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.
Masalah kependudukan adalah masalah
yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat
pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang
lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial,
ekonomi dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang
semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga
dimaksudkan untuk membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas
lapangan kerja dan me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna.
Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk
meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
3.2 Saran
Dari
makalah ini dapat diambil suatu saran bagi pembaca yaitu,untuk
mengurangi pemadatan penduduk dapat dilakukan dengan cara upaya-upaya yang
dalam penanggulangan/penegndalian ledakan penduduk.Dengan adanya cara
penanggulangan terebut,maka untuk mengurangi ledakan penduduk dapat berkurang.
Terima kasih atas bantuannya dari makalah ini🤗
ReplyDelete