Thursday, September 27, 2018

makalah dinamika kependudukan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
            Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dalam makalah ini akan membahas mengenai populasi. Sedikit pengertian dari populasi yaitu dalam Kamus Bahasa Indonesia populasi dapat berarti sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
            Sehingga populasi dalam statistika tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semmakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.

Dibandingkan dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan disertai masalah kependudukan yang sangat serius, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga merupakan beban dalam pembangunan.Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan yang tepat pada sasaran.

Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Progran kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian kependudukn?
b.      Apa saja macam-macam populasi dan kependudukn?
c.       Bagaimana cara  pengambilan populasi?
d.      Bagaimana cara menghitung populasi?
1.3 Tujuan
a.       Memahami Konsep Kependudukan
b.      Memahami Dinamika Kependudukan
c.       Memahami Piramida Penduduk
d.      Meamahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kependudukan
e.       Memahami Masalah Kependudukan
f.       Memahami Dampak Permasalahan Kependudukan
g.      Mengetahui Cara Pengendalian Ledakan Kependudukan
h.      Mengetahui Laju Pertumbuhan Penduduk
i.        Mengetahu Sex Ratio Penduduk di Suatu Negara


1.4  Sitematika Penulisan
            Bab I berisi latar belakang makalah, tujuan, sistematika penulisan dan rumusan masalah.Bab II berisi tentang konsep kependudukan,dinamika kependudukan,piramida penduduk,faktor-faktor yang mempengaruhi kependudukan,masalah kependudukan,dampak permasalahan kependudukan,cara pengendalian ledakan kependudukan,laju pertumbuhan penduduk,sex ratio penduduk di suatu negara.Bab III berisi kesimpulan dan saran.


       











BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep Kependudukan
                       
Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga,anggota masyarakat, warganegara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu / jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung.
Sering pula demografi didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari suatu proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Kelima proses ini terjadi secara terus menerus dan menentukan besar, komposisi dan distribusi penduduk yang bersangkutan. Perubahan-perubahan kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dipelajari dalam dinamika kependudukan (population dunamics). Studi ini mempelajari sejarah penduduk, teori-teori mengenai penduduk dan kebijaksanaan penduduk.
2.2 Dinamika Kependudukan
1.      Pengertian Dinamika Kependudukan
            Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi maupun karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau perpindahan tempat tinggal.
       Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
     1.    Indikator
            Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepa berbagai keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi tersiri dari beberapa hal, yaitu :
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku, bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain-lain.
     2.    Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu angka absolut dan angka relatif.
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang darru sudut sumber daya manusia secara keseluruhan.
Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :
     1.    Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu
     2.    Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.
     3.    Mempelajari hubungan sebab akibat keadan penduduk dengan aspek kehidupan lain  misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
     4.    Merancanng antisipasi mengahadapi perkembangan kependudukan yang erjadi baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.
                
2.      Unsur-Unsur Kependudukan
            Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang disebut piramida penduduk.

a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk

Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
1.
Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2.
Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
3.
Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.
Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
1.
Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi

2.
Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

3.
Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang

      3.   Pertumbuhan Penduduk
            Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
·         Nilai pertumbuhan penduduk
            Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
            Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
            4.   Jenis Pertumbuhan Penduduk
      1.   Pertumbuhan Penduduk Alami
                  Pertumbuhan penduduk alami merupakan pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian. Untuk dapat mengitung pertumbuhan penduduk alami dapat diketahui dengan menggunakan rumus: 
P = L - M 
Keterangan:
P  = pertumbuhan penduduk
L  = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
Kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya angka kelahiran dan kematian adalah sebagai berikut :
      a.   Penggolongan angka kelahiran:
Ø  angka kelahiran rendah, jika angka kelahiran kurang dari 30;
Ø  angka kelahiran sedang, jika angka kelahiran antara 30-40;
Ø  angka kelahiran tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 40.
      b.   Penggolongan angka kematian:
Ø  angka kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10;
Ø  angka kematian sedang, jika angka kematian antara 10-20;
Ø  angka kematian tinggi, jika angka kematian lebih xdari 20.
      2.   Pertumbuhan Pendududuk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Jumlah imigrasi yang melebihi jumlah emigrasi akan menambah jumlah penduduk di negara yang bersangkutan. Sebaliknya, jika emigrasi lebih besar dari imigrasi, jumlah penduduknya akan mengalami penurunan. Adapun rumus pertumbuhan penduduk migrasi adalah:
PM= I - E
Keterangan:
PM = total penduduk migrasi
I      = Jumlah Imigrasi
E     = Jumlah Emigrasi
Setelah diketahui pertumbuhan secara alami dan pertumbuhan penduduk migrasi maka selanjutnya akan diketahui pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung secara keseluruhan. Rumus pertumbuhan penduduk total adalah :
 Pt = (L-M) + (I-E)
Keterangan :
P  = Pertumbuhan penduduk total      
L  = Jumlah kelahiran
M = Jumlah Kematian
I  = Jumlah Imigrasi
E  = jumlah Emigrasi
Klasifikasi pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah:
       a.     Pertumbuhan penduduk rendah, jika berada pada kisaran 0 –1 %
       b.     Pertumbuhan penduduk sedang, jika berada pada kisaran 1– 2 %
       c.      Pertumbuhan penduduk tinggi, jika di atas 2 %
       2.3  Piramida Penduduk
            Piramida penduduk adalah grafik mendatar yang  menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
            Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.
  1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
o    Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
    • Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
    • Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
    • Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
  1. Piramida Penduduk Stasioner
            Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
    • Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
    • Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
    • Pertumbuhan penduduk kecil.
    • Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
  1. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
            Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
    • Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
    • Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
    • Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
    • Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
    • Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
    • Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.

Contoh Tiga Bentuk Piramida Penduduk
                Dengan melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kependudukan
1. ANGKA KELAHIRAN ( FERTILITAS )
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah:
      1.      Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang mrnunjukkan jumlah kelahiran pertahun    di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR =  L /P x 1.000
Keterangan:
           CBR = Crude birth Rate ( angka kelahiran kasar )
          L   =  jumlah kelahiran selama 1 tahun
            P   =  jumlah penduduk pada pertengahan tahun
          1.000 = konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam.
ü  Cbr <20, termasuk kriteria rendah
ü  Cbr antara 20-30,  termasuk kriteria sedang
ü  Cbr >30, termasuk kriteria tinggi

      2.      Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate / ASBR)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. Asbr dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
ASBR = Li / Pi x 1.000
Keterangan :
             ASBR = angka kelahiran khusus
           Li  = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
             Pi = jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
            1.000 = konstanta
      3.      Angka kelahiran umum  (General fertility Rate / GFR)
Angka kalahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setian 1.000wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
GFR = L / W(15-49) x 1.000
Keterangan :
      GFR = angka kelahiran umum
        L = jumlah kelahiran selama satu tahun
       W(15-49) = jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
        1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor
            Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
      a.       Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
     1.   Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki
     2.   Sifat alami manusia yang ingin malanjutkan keturunan
     3.   Pernikahan usia dini(usia muda)
     4.  Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki
     5.   Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya mamiliki anak
      b.      Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
     1.   Adanya program keluarga berencana (KB)
     2.   Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan
     3.   Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjangan anak bagi PNS
     4.   Adanya UU perkawinan yang membatasi usia pernikahan
     5.   Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karier
     6.   Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2.  ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.
      1.      Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
CDR = M /P x 1.000
Keterangan :
      CDR = angka kematian kasar
      M = jumlah kematian selama satu tahun
        P = jumlah penduduk pertengahan tahun
      1.000 = konstanta
            Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam:
          CDR <10, termasuk kriteria rendah
          CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang
          CDR >20, termasuk kriteria tinggi
      2.      Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
ASDR = Mi / Pi x 1.000
Keterangan :
      ASDR = angka kematian khusus
      Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
      Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
      1.000 = konstanta
      3.      Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun ) setiap 1.000 kelahiranbayi hidup dalam satu tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
IMR =  (Db / Pb ) x 1000
Keterangan :
      IMR = angka kematian bayi
      Db = jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
      Pb = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama
      1.000 = konstanta
            Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini:
Ø  IMR <35, termasuk kriteria rendah
Ø  IMR antara 35-75, termasuk kriteria sedang
Ø  IMS antara 75-125, termasuk kriteria tinggi
Ø  IMR >125, termasuk kriteria sangat tinggi
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat
                  a.       Faktor pendorong kematian ( promortalitas )
     1.  Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya
     2.   Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan sebagainya
     3.   Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah
     4.   Adanya peperangan , kecelakaan, dan sebagainya
     5.   Tingkat pencermaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat
                  b.      Faktor penghambat kematian ( antimortalitas )
o   Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik
o   Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan
o   Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai mecam penyakit       dapat diobati
o   Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukantindakan bunuh diri  atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut
     3.   MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan teleh melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi:
     a.    Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam wilayah Republik Indonesia)
     b.    Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar )
     c.    Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri
     d.   Imigrasi  yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam negeri
     e.    Re-emigrasi ( kembali ke tempat asal )
v  Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang di datangi
v  Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.
            Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya , sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
            Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran diantaranya:
      a.       Migran seumur hidup ( life time migrant )
      b.      Migrant risen (recent migrant )
      c.       Migran total (total migrant )

2.5 Masalah Kependudukan
            Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia sepertinya belum muncul permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu menyejahterakan semua penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain :
1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a.      Jumlah Penduduk Indonesia
            Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
b.     Pertumbuhan Penduduk Indonesia
            Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c.      Kepadatan penduduk Indonesia
            Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
d.     Susunan penduduk Indonesia
            Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
Ø  Penyediaan fasilitas kesehatan.
Ø  Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
Ø  Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
Ø  Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
            Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1)     Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
            Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2)     Pemerataan Persebaran Penduduk
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
            Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai berikut :
a.      Masalah Tingkat Pendidikan
            Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
  1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
  2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
  3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
b.     Masalah Kesehatan
            Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
  1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
  2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
  4. Gizi yang rendah.
  5. Penyakit menular.
  6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
c.      Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan
            Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
  1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
  2. Jumlah penduduk banyak.
  3. Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
  1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
  2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
  3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
2.6 Dampak Permasalahan Kependudukan
            Ada beberapa dampak kependudukan,yaitu sebagai berikut:
A.    Masalah Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam menghadapi perkembangan zaman. Karena pendidikan yang rendah sulit untuk menerima perubahan zaman.Usaha untuk menanggulangi permasalahan tersebut meningkatkan wajib belajar 9 tahun, memberi beasiswa untuk siswa yang berprestasi, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, menambah pengajar yang baik dan berkualitas.
B.     Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan yang rendah dapat berdampak rendahnya kualitas sumber daya manusia. Keadaan ini dapat berpengaruh pada pola pikir, kreativitas serta tingkat lama dalam belajar.Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan melaksanakan program kesehatan misalnya Posyandu, melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, mendistribusikan obat-obatan hingga ke pelosok, mengirim tenaga medis hingga ke pelosok, meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
C.     Masalah Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita yang rendah akan berdampak pada sulitnya penerapan pembangunan yang akan dilakukan hingga ke pelosok daerah. Sehingga negara tidak berkembang karena tidak melaksanakan pembangunan dengan baik.

2.7 Cara Pengendalian Ledakan Kependudukan
1.      Penambahan dan Penciptaan Lapangan Kerja
            Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2.    Meningkatkan Kesadaran dan Kependidikan
            Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3.    Meningkatkan Produksi dan Pencarian Sumber Makanan
            Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
4.    Adanya Program Keluarga Berencana (KB)
5.    Persebaran dan Kepadatan Penduduk diatasi dengan:
o   Program Transmigrasi
o   Pembangunan Lebih Intrnsif di Kawasan Indonesia Timur
6.      Tingkat Kesehatan yang rendah diatasi dengan:
Ø  Pembangunan fasilitas kesehatan
Ø  Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin

2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk
            Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat
adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.
Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.

                                   

                                        atau

                                 

Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828

            Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 
a. Jumlah Penduduk
            Jumlah penduduk suatu negara misalnya Indonesia, atau penduduk di suatu wilayah selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena pertumbuhan penduduk pada wilayah tersebut. Sebagai contoh, hasil sensus penduduk yang pertama k  ali diadakan di Indonesia pada tahun 1930, ketika kita masih berada di bawah penjajahan Belanda, penduduk nusantara hanya berjumlah 60,7 juta jiwa. 

            Hasil sensus sangat berguna untuk memperlihatkan pertumbuhan penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu. Menyadari hal itu, setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia, juga mengadakan sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1961. Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai sensus penduduk pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Sensus penduduk yang ke dua diadakan oleh pemerintah pada tahun 1971. Hasil sensus penduduk tahun 1971 menunjukkan penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa. Pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga pada tahun 1980 , hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat yang dilaksanakan pada tahun 1990 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia saat itu sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk ke lima diadakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000, data sensus saat itu menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus penduduk ke enam yang diadakan pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.
  

            Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang besar dan berpenduduk banyak. Indonesia juga terdiri atas ribuan pulau, beragam budaya, ratusan suku, dan ratusan bahasa daerah. Hal ini pula yang menjadi keunggulan Indonesia dilihat dari segi kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemutakhiran data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah/negara atau lembaga terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, agar jumlah penduduk yang besar ini dapat berperan sebagai sumber daya pembangunan di tanah air. Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda, demikian juga dengan angka pertumbuhan yang berbeda pula.

            Pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1980 sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun hampir mencapai 20%. Perlu diketahui bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran.
            Jumlah penduduk yang begitu besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Karena semakin besar jumlah dan pertumbuhan penduduk, semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh dengan pertambahan jumlah penduduk tentu harus dibarengi dengan penambahan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.  Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan oleh pemerintah, supaya negara dapat membuat perencanaan pembangunan yang baik. Salah satu tahapan dalam pengendalian jumlah penduduk adalah harus diawali dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk yang biasanya diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, atau dari dasawarsa (10 tahun) ke dasawarsa berikutnya. 

            Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tentu sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada menjadi semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas pembangunan nasional.Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan akibat jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan kerja yang luas.
 b. Pertumbuhan Penduduk 
1.      Pertumbuhan Penduduk Alami
            Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu.
 

            Kejadian paling sederhana dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa terjadi kelahiran, dan berapa terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20. Maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.
            Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P=L–M
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
2.      Pertumbuhan Penduduk Non Alami
            Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:
                        P=I–E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
3.      Pertumbuhan Penduduk Total
            Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M ) + (I – E)
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
            Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu satu per setiap tahun. Istilah lain yang sering disamakan dengan pertumbuhan penduduk yaitu pertambahan penduduk. Perbedaannya adalah untuk pertambahan penduduk besarannya dinyatakan dengan angka tertentu sedangkan pertumbuhan penduduk dinyatakan dalam persen (%). 

            Kelahiran dan kematian adalah faktor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan.  Lingkungan yang kurang terawat, limbah pabrik yang sudah di atas ambang batas wajar, permukiman yang kumuh, selokan yang tidak terawat dan sebagainya merupakan penyebab datangnya berbagai penyakit. Hal tersebut dapat berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk negatif.
            Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar karena jumlah penduduk Indonesia setiap tahun bertambah. Hal tersebut mendorong agar negara Indonesia terus giat meningkatkan kualitas penduduk. Pendidikan merupakan cara yang cocok dan paling strategis untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 %. Jika laju pertumbuhan penduduk tetap pada angka 1,49 %, maka pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada tahun tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ideal untuk Indonesia yakni sebesar 0,5%.
2.9 Sex Ratio Penduduk di Suatu Negara
ü  Definisi
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan.
ü  Kegunaan
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. 

ü Cara Menghitung
            RJK diperoleh dengan membagi jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan dan hasilnya dikalikan dengan 100.


Keterangan:
RJK adalah rasio jenis kelamin
∑ L adalah jumlah penduduk laki-laki di suatu daerah pada suatu waktu
∑ P adalah jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada suatu waktu


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiono, 1999). Menurut Sujana, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.
            Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
3.2 Saran
            Dari  makalah ini dapat diambil suatu saran bagi pembaca yaitu,untuk mengurangi pemadatan penduduk dapat dilakukan dengan cara upaya-upaya yang dalam penanggulangan/penegndalian ledakan penduduk.Dengan adanya cara penanggulangan terebut,maka untuk mengurangi ledakan penduduk dapat berkurang.           



1 comment: