4
Jenis-Jenis Ekosistem di Alam
Ekosistem alami, adalah jenis
ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh dari
ekosistem alami antara lain ekosistem sungai, danau, laut, gurun, padang
lumut, padang rumput, dan lain-lain.
Secara garis besar ekosistem alami
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
A. Ekosistem Darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Gurun
dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia
dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25
cm/tahun
2.
Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3.
Kelembaban
udara sangat rendah
4. Perbedaan
suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
5.
Tanah sangat
tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
-
Flora:
tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
-
Fauna: hewan
besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan
kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropik (sepanjang
garis khatulistiwa) yang berbatasan dengan padang rumput. Di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma Padang Rumput
Padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
Ciri-ciri:
·
Curah hujan
antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat
mencapai 100 cm/tahun.
· Curah hujan
yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
· Turunnya
hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
-
Flora:
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase
kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain
rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut
padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia
Selatan, puzta di Hongaria, prairi di
Amerika Utara dan pampa di Argentina.
-
Fauna: bison
dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan
tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi.
Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar
daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
· Curah
hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
· Matahari
bersinar sepanjang tahun.
· Dari bulan
satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
· Di bawah
kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan
suhu antara siang dan malam hari.
Lingkungan biotik
-
Flora: pada
bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m,
dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau
kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
-
Fauna: di
daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang
aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan
yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung
hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
4. Bioma Hutan Gugur
Ciri
khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun - daunnya
meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur
dan Chili.
Ciri-ciri:
· Curah hujan
merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
· Mempunyai 4
musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
musim semi.
· Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
tropis.
Musim
panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi
ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat
menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang
ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan
sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin,
radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga
musim itu disebut musim gugur.Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak
melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
(tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
5. Bioma Taiga
Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,
dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.
6. Bioma Tundra
Tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tumbuhan di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan
yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas,
semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang
tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama
nyamuk dan lalat hitam.
B. Ekosistem Laut
1. Ekosistem Lamun (Seaagrass ecosystem)
Lamun adalah satu-satunya kelompok
tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Padang lamun berlaku sebagai
daerah asuhan,pelindung dan tempat makan ikan, avertebrata, dugong, dan
sebangsanya.
2. Ekosistem Air tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi. Tumbuhan bersel satu yang hidup di air tawar mempunyai
dinding sel kuat misalnya beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat
tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar.
Hewan
dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, mengatasi perbedaan tekanan osmosis dengan
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, clan pencernaan.Ekosistem air tawar dapat
dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Yang termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, sedangkan yang termasuk ekosistem air mengalir
adalah sungai.
a.
Danau
Danau
merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang
tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga
terdapat daerah perubahan suhu yang drastis, disebut termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a.
Daerah
litoral
Daerah
ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi danau. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia
air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia yang
sering mencari makan di danau.
b.
Daerah
limnetik
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan
kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa
fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa
oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kurakura, dan
burung pemakan ikan.
c.
Daerah
profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d.
Daerah
bentik
Daerah
ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
b.
Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan
danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya
terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.Organisme sungai
dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.
Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
Ekosistem
sungai banyak mengalami ganguan karena pembangunan waduk atau bendungan. Waduk
dapat memutus jalan bagi sejumlah ikan yang biasa bergerak dari hilir ke hulu
untuk bertelur. Akibatnya, sejumlah spesies ikan hilang dari aliran sungai
tersebut. Contoh, didaerah tropis seperti Indonesia adalah ikan dan ikan sidat.
Ikan pelus hidup di dekat hulu sungai, tetapi bertelur di laut. Karena jalannya
terputus, maka aktivitas perkembang biakannya terganggu. Di daerah subtropis,
terdapat ikan salmon yang hidup di laut. Pada saat musim bertelur, ikan-ikan
tersebut bergerak ke hulu untuk bertelur di sana. Setelah telur menetas, ikan
salmon yang masih kecil hidup di sungai dan pada saat sudah besar kembali ke
laut.
3. Ekosistem Laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Ekosistem
Laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
1.
Menurut
kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Wilayah
pasang (Litoral)
Wilayah
pasang merupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut.
Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat
dijumpai pada wilayah ini.
b)
Wilayah laut
dangkal (Neritik)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini
relatif dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke
dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti
landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka)
dan landas kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya
menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah :
·
Paling dalam mencapai 150 meter.
·
Sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut.
· Paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut.
c)
Wilayah lautan dalam (Batial)
Wilayah ini berada pada kedalaman
antara 150-800 meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut
dangkal. Dengan demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini
lebih sedikit dibanding wilayah laut dangkal.
d) Wilayah
lautan sangat dalam (Abisal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di
atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan
karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun
terbatas, kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut,
laut dibedakan sebagai berikut.
a)
Epipelagik merupakan
daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b)
Meso pelagik merupakan
daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan
hiu.
c)
Batio pelagik merupakan
daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah
ini misalnya gurita.
d)
Abisal pelagik merupakan
daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e)
Hadal pelagik merupakan
bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini
biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
b. Ekosistem
Pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme
dominan yang hidup di pantai berbeda bila dilihat dari lokasinya. Ganggang,
moluska, dan remis banyak dijumpai di bagian paling atas pantai yang hanya
terendam saat pasang naik tinggi. Organisme
tersebut menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai. Bagian tengah pantai
banyak dijumpai ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut dan ikan-ikan
kecil. Daerah tersebut terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Sementara
itu, beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut banyak ditemui di daerah
pantai terdalam yang terendam saat air pasang maupun surut.
c. Ekosistem
Eastuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien
dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara
lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat
ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di
antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Selain menjadi habitat bagi banyak organisme,
terumbu karang memiliki banyak fungsi lainnya. Kekuatan ombak menjadi berkurang
dengan adanya terumbu karang, sehingga pantai relatif aman dari kerusakan.Saat
ini kerusakan terumbu karang terus terjadi, baik sebagai bahan bangunan maupun
sebagai barang-barang hiasan. Pengambilan ikan hias juga cenderung berlebihan (overfishing) dan menggunakan bahan
peledak, sehingga menghancurkan terumbu karang secara keseluruhan.
No comments:
Post a Comment